Resume tentang apa yang saya
dapat selama mengikuti diklat terpusat oskm itb 2015
Saya akan bercerita tentang
pengalaman serta nilai yang saya dapat setelah mengikuti diklat terpusat OSKM
ITB 2015.
Hari pertama diklat terpusat
tanggal 4 Juni mentoring agama tentang hakikat kehidupan serta tools for
observation.
Pada mentoring agama dibagi menjadi beberapa
kelompok yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian materi. Materi yang
disampaikan secara garis besar ialah tentang hakikat kehidupan. Nilai yang telah
saya dapat ialah selama hidup ini kita telah di bimbing oleh Tuhan jadi yang
kita harus lakukan ialah bersyukur dan bekerja demi kemuliaan namanya. Setelah
mentoring agama ada break sejenak kemudian lanjut untuk mentoring.
Mentoring yang ini mengambil tema tools for
observation. Jadi dijelaskan tentang apa yang harus dilakukan dalam melakukan
observasi kesuatu tempat. Jadi kita harus mengambil aspek serta data sekunder
yang dapat kita tarik hipotesis. Dari situ setelah kita melakukan observasi,
kita dapat mengelompokkan akar permasalahan dengan Fishbone. Kita juga dapat melihat potensi dan ancaman bagi objek
dengan SWOT(Strenght-Weakness-Opportunity-Threat) dan
juga melalui dengan cara yang lebih kompleks Matriks TOWS.
Tanggal 5 Juni Observasi di SLB Cicendo.
Disaat observasi kami mengalami beberapa hambatan seperti tidak di izinkan berinteraksi
langsung serta mengamati isi SLB Cicendo. Jadi yang diobservasi ialah tentang
lingkungan SLB serta ekonomi warga yang berjualan sekitaran SLB. Nilai yang
didapat ialah bahwa kita harus bersyukur tidak memiliki kekurangan fisik,
melihat keteguhan orang tua yang setia menemani, serta lebih termotivasi untuk
melakukan perubahan.
Hari kedua diklat terpusat
tanggal 6 Juni pengenalan divisi OSKM ITB 2015. Dihari ini peserta diklat
terpusat dibagi jadi 10 kloter yang mengunjungi 10 pos divisi yang berbeda.
Saya mendapatkan pencerahan tentang apa yang dilakukan setiap komponen yang
mendukung lancarnya OSKM 2015 dan juga OHU 2015.
Hari Ketiga diklat terpusat
tanggal 8 Juni inspirational class, review hasil observasi serta mentoring
tentang kemahasiswaan di ITB.
Pada pagi hari mendapatkan
inspirasi dari inspirational class yang dibawakan oleh kang Ujang STF’11 serta
dari tim PKM ITB. Dari inspirational class saya mengerti bahwa jika mau jadi
pengubah bangsa, kita harus membuat balance kegiatan belajar serta
berkemahasiswaan. Kita juga harus membuat inovasi serta kolaborasi untuk
mewujudkan hal tersebut. Oleh tim PKM dijelaskan bahwa partisipasi mahasiswa
ITB dalam PKM masih sedikit serta prestasi yang cenderung menurun. Tim PKM juga
mengajak untuk ikut PKM serta mencoba berkolaborasi dan berinovasi.
Pada review hasil observasi, kelompok saya
berusaha memecahkan akar permasalahan serta mencari solusi dari observasi.
Setelah berdiskusi dapat ditarik sebuah ide yang dapat menjadi sebuah solusi.
Solusi itu adalah membuat sebuah kegiatan besar dimana terdiri dari 3 acara.
Acara pertama ialah kami ingin mengadakan suatu Charity Event yang bertujuan agar dapat membantu anak tuna tungu
yang tidak semua memiliki alat bantu serta memperbaiki sarana prasarana dari
SLB. Acara kedua ialah Talent Show
yang bertujuan agar anak tuna rungu bisa mempertunjukkan talenta yang mereka
punya. Acara ketiga ialah sebuah acara penyuluhan dimana masyarakat luar bisa
berinteraksi langsung dengan anak tuna tungu serta kita akan memberikan sebuah
seminar dan pengajaran Bahasa Isyarat. Ketiga acara ini akan dirangkaikan dalam
memperingati hari ulang tahun SLB Cicendo yang notabene salah satu SLB Tertua
di Indonesia.
Pada mentoring tentang
kemahasiswaan dijelaskan berbagai materi yang bertujuan untuk membuat kita
lebih mengerti tentang popope mahasiswa, yang diharapkan dari lulusan ITB di
Masyarakat serta Bagaimana cara melaksanakan kegiatan Kemahasiswaan yang baik.
Jadi pertama yang saya dapat ialah mahasiswa punya perbedaan serta persamaan
dengan masyarakat. Persamaannya ialah mahasiswa terlahir dari masyarakat dan
perbedaannya ialah mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan
khusunya di universitas. Oleh karena itu mahasiswa dapat dikatakan sebagai
insan akademis. Selain itu Lulusan ITB nantinya diharapkan mempunyai identitas
yaitu intellectual progressive dan berjiwa entrepreneur seperti pada misi pak
Rektor, Kadarsyah Suryadi. Kemudian saya juga tahu bagaimana cara menjadi
mahasiswa yang sebenarnya yaitu dengan menyeimbangkan akademik untuk
mengembangkan hard skill dengan
berkemahasiswaan untuk mengembangkan soft
skill
Tanggal 9-11 Juni Pengaryaan
dengan maksud memperkenalkan tempat wisata di bandung yang masih jarang di
kunjungi. Kelompok kami mendapatkan pengaryaan di Babakan Siliwang yang
merupakan salah satu hutan dalam kota di bandung. Kami mendapatkan tugas untuk
membersihkan serta mempromosikan Babakan Siliwangi sebagai Tempat wisata yang
wajib di datangi baik itu oleh warga bandung maupun yang dari luar bandung.
Tanggal 12 juni wawancara lembaga
Pasopati dan HMS. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendapat lembaga
tentang kemahasiswaan dan tentang KM ITB. Kedua lembaga sama-sama welcome dengan kelompok kami. Dan kedua
lembaga tersebut menyayangkan turunnya popularitas KM ITB terutama dimata massa
kampus dan juga sangat berharap untuk kembali naiknya popularitas KM ITB dengan
adanya proker yang dapat membuat massa kampus bergerak bersama. Kemudian kedua
lembaga juga sangat mengharapkan adanya kolaborasi dengan lembaga lain. Dan
dari wawancara kedua lembaga, saya dapat tahu bahwa kondisi KM ITB sangat
dinamis dan saat ini cenderung menurun serta saya juga dapat tahu sejarah KM
ITB dan budaya kampus yang diharapkan dapat dimiliki di kampus ITB.
Hari Keempat diklat terpusat
tanggal 13 Juni review hasil wawancara lembaga,Sejarah pergerakan Mahasiswa
ITB,serta mentoring realita KM ITB saat ini. Di hari ini kami berdiskusi
tentang apa sih yang harus diperbaiki dalam KM ITB. Kami juga diberi mentoring
mengenai strukur kemahasiswaan di KM ITB yang terdiri dari 6 komponen yaitu
kongres, tim beasiswa, Kabinet, MWA-Wakil Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan
,dan Unit. Ada pun sejarah pergerakan terdiri dari 4 bagian yaitu masa sebelum
kemerdekaan,masa orde lama,masa orde baru serta masa setelah reformasi sampai
saat ini. Semua itu sangat menarik namun terlalu panjang untuk dijelaskan.
Selain itu juga kami diberikan banyak trivia menarik tentang kampus ITB, KM ITB
serta OSKM ITB 2015.
Setelah mengikuti rangkaian
kegiatan diklat terpusat OSKM ITB 2015 saya mendapat teman teman baru dan juga
materi yang dapat saya simpulkan bahwa kita sebagai mahasiswa tidak hanya
dituntut untuk belajar namun juga mahasiswa dituntut untuk peka,dapat
berkolaborasi, serta dapat membuat inovasi. Oleh karena itu singkatnya mahasiswa
dituntut untuk berMetamorfosis sebagai Insan Akademis.
Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar