Nilai
Pendidikan
pusat dalam acara OSKM ITB 2015 merupakan rangkaian acara dimana terdapat
penyampaian nilai-nilai kepada para calon panitia. Pada hari pertama,
kegiatannya ialah mentoring keagamaan. Dalam mentoring kali ini, materinya
ialah mengenai hakikat hidup. Saya bersyukur, karen setelah sekian lama tidak
mengikuti mentoring, saya seperti di refersh kembali mengenai hidup,
bahwasanya kita ada milik Tuhan, kita menghamba kepadaNya, melaksanakan
perintah dan menjauhi laranganNya. Saya percaya bahwa tiada penciptaan dan
peritah Tuhan yang sia-sia, maka dari itu, ibadah kepada Tuhan tidak bisa diartikan
hanya ritual semata. Kita berbuat baik kepada makhluk, itu ibadah. Kita membahagiakan
orang lain, apalagi orang tua, itu ibadah. Bahkan, senyum kepada orang lain pun
memiliki nilai ibadah. Maka dari itu, sudah sepatutnya bahwa diri kita haruslah
bisa menebar manfaat sekecil mungkin, karena dari yang kecil-kecil itulah, kita
bisa menebar manfaat ke yang lebih besar.
Kegiatan
kedua ialah observasi. Kebetulan, kelompok kami memiliki tugas ke pasar
Kiaracondong. Di pasar tersebut, kami mewawancarari beberapa pedagang. Saya sendiri,
ketika di pasar, saya sempat berbelanja ke sebuah toko (hehe..). Penjualnya
ialah mas2 yang umurnya mungkin tidak jauh dari saya. Kami berbicara kemana
mana; mulai dari keadaan pasar, keluarga mas2, ngomongin Ridwan Kamil,
bahkan sampai berandai-andai bagaimana jika suatu saat nanti mas2nya menjadi
pemain Persib Bandung (biar tidak kalah lagi di AFC). Walaupun kesan
pertama saya ialah sok kenal sok deket, tapi disisi lain, saya belajar
cara ”bercanda” dengan mas2 tersebut. Maaf, mungkin mas2 tersebut belum
menempuh pendidikan tinggi, namun tetap saja, beliau masih peka terhadap
lingkungan sekitar dan memiliki mimpi yang luas. Seperti bagaimana harapan
beliau mengenai keadaan pasar untuk
kedepannya, lalu bagaimana beliau bilang bahwa pasar seharusnya bisa didatangi
ramai oleh semua orang termasuk bule-bule. Yang saya tangkap adalah, gimana
ya?, bahwa suara-suara dari mas2 tersebut, walaupun terkesan polos, tapi
terkadang suara-suara dari mereka lah yang punya nilai kebenaran. Kenapa?
Karena mereka lah yang merasakan langsung kondisi di lapangan itu seperti apa.
Di
hari ketiga saya tidak mengikuti rangkaian acara dikarenakan saya ijin sakit. Dan
di hari ke empat, adalah dimana saya sedikit terbuka wawasannya mengenai KM-ITB.
Disini saya mendapatkan informasi mengenai “Sebenarnya KM ITB itu bagaimana?”,
hubungan dengan himpunan, unit, perannya sebagai organisasi terpusat, dan
lain-lain. Saya juga belajar sedikit mengenai beberapa sejarah pajang KM-ITB.
Dan juga saya sedikit mengetahui Master Plan dari pendidikan dan
kaderisasi di ITB serta tahapan-tahapannya, yang saya yakin, memiliki tujuan
yang baik.
*maaf terlambat, yang sebelumnya
salah upload file.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar