Rabu, 17 Juni 2015

Nilai-Nilai yang Didapat dalam Diklat Terpusat ITB 2015 - Willy Bambang Irawan - 16314070

Kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Terpusat OSKM ITB 2015 merupakan salah satu pengalaman yang berharga bagi saya dan teman-teman TPB 2014. Diklat Terpusat ini merupakan wadah bagi para mahasiswa TPB 2014 untuk meningkatkan softskill mereka setelah sebelumnya sibuk dengan rutinitas akademik di kelas. Selain bisa menambah pengalaman, kami juga bisa menambah relasi dengan teman-teman di fakultas/sekolah lain, karena pada diklat terpusat ini dibagi ke dalam 200 kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari berbagai fakultas/sekolah.
Diklat Terpusat ITB 2015 dilaksanakan mulai dari tanggal 3 – 15 Juni 2015. Meskipun kurang lebih hanya 2 minggu, tetapi kegiatan diklat terpusat ini bisa memberikan nilai-nilai yang berguna bagi massa TPB 2014, baik untuk menjadi panitia OSKM 2015 maupun dalam menjalani lika-liku kehidupan selanjutnya. Di sini saya akan menguraikan nilai-nilai yang saya dapat selama mengikuti kegiatan Diklat Terpusat ITB 2015, diantaranya:
1.    Menghargai Waktu
Nilai ini saya dapatkan selama mengikuti Diklat Terpusat, karena mulai dari Grand Opening hingga Closing bisa saya rasakan betapa pentingnya waktu yang kita punya untuk melaksanakan kegiatan yang berguna. Saat Opening saya menyadari bahwa sulit bagi kakak-kakak panitia untuk mengkondisikan massa Dikpus menuju lapangan basket. Saat itu banyak massa TPB yang melalaikan waktu shalat Isya bagi yang beragama Islam. Di situ saya mendapatkan nilai bahwa waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya, maka dia yang akan memotongmu.

2.    Komunikatif dan Berpikir Kritis
Setiap orang pasti bisa memahami orang lain lewat penyampaian pesan yang dia sampaikan. Selama Dikpus, saya mendapatkan nilai komunikatif yang lebih, karena bisa belajar berkomunikasi dengan orang yang lebih tua maupun yang sebaya. Saya juga berlatih untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baku dan efektif, sehingga bisa dipahami oleh orang lain. Nilai ini saya dapatkan lebih saat mengikuti kegiatan mentoring dan juga diskusi dengan teman-teman satu kelompok maupun kelompok lain, sehingga kami bisa berpikir kritis dalam menyampaikan pendapat. Meskipun saya punya prinsip, jadilah pendengar yang baik sebelum menjadi pembicara yang baik, tapi saya mengakui bahwa nilai komunikatif dan berpikir kritis itu adalah hasil positif dari proses mendengar. Kami juga melaksanakan observasi ke tempat-tempat strategis di Bandung yang mempunyai masalah, sehingga saya pun ikut merasakan manfaat dalam berkomunikasi dan berpikir kritis.

3.    Toleransi dan Sabar
Dalam mengikuti suatu kegiatan, pasti ada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita. Misalnya, saat mengikuti Dikpus kami sering dikumpulkan di lapangan basket untuk pembukaan maupun penutupan saat hari itu, dan banyak teman-teman yang kepanasan saat mendengarkan kakak-kakak yang berbicara. Di situ kami mendapatkan betapa pentingnya kesabaran dalam menghadapi segala aktifitas. Saat mentoring agama maupun waktu shalat pun, saya bisa merasakan nilai toleransi antara agama yang satu dengan yang lainnya. Saat menyampaikan pendapat pun, saya banyak belajar untuk menghargai pendapat orang lain, meskipun pendapatnya berbeda dengan saya.

4.    Rasa Ingin Tahu
Nilai ini bisa saya rasakan saat saya mengikuti Inspirational Class yang bertempat di perpustakaan pusat. Di sana, saya mendapatkan banyak inspirasi dari materi yang disampaikan oleh pembicara-pembicara yang berpengalaman. Salah satunya adalah kang Ujang Purnama (STF 2011) yang membahas mengenai permasalahan bangsa Indonesia saat ini dan inovasi-inovasi yang akan dan telah dilakukan oleh kang Ujang bersama kawan-kawan. Saat mendengarkan materi yang disampaikan, tanpa diinstruksikan seperti kegiatan yang lain, saya langsung menulis apa yang ada di layar, karena materi yang disampaikan menarik sehingga membuat saya ingin tahu lebih jauh lagi mengenai materi itu.

5.    Kerjasama
Selama menjalani Dikpus, saya bersama teman-teman dalam 1 kelompok selalu menghadapi permasalahan bersama-sama. Misalnya saat observasi, perumusan masalah, analisis masalah, pembuatan video, dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, saya mendapatkan nilai kerjasama bagi suatu tim atau kelompok. Dimana kita tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan permasalahan, dibutuhkan kerja keras dari setiap individu supaya terjalin kerjasama yang baik. Jika 1 orang kurang maksimal dalam menjalaninya, pasti hasil yang didapat kurang terasa puas.

            Sebenarnya masih banyak nilai-nilai yang didapat saat saya mengikuti Diklat Terpusat 2015, tetapi 5 poin di atas merupakan nilai-nilai yang paling saya rasakan manfaatnya bagi kemajuan diri saya dalam mengembangkan softskill. Semoga nilai-nilai yang telah saya dapatkan saat Dklat Terpusat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Aamiin..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar