Kegiatan Pendidikan dan Latihan
(Diklat) Terpusat OSKM ITB 2015 merupakan salah satu pengalaman yang berharga
bagi saya dan teman-teman TPB 2014. Diklat Terpusat ini merupakan wadah bagi
para mahasiswa TPB 2014 untuk meningkatkan softskill
mereka setelah sebelumnya sibuk dengan rutinitas akademik di kelas. Selain bisa
menambah pengalaman, kami juga bisa menambah relasi dengan teman-teman di
fakultas/sekolah lain, karena pada diklat terpusat ini dibagi ke dalam 200
kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari berbagai fakultas/sekolah.
Diklat Terpusat ITB 2015
dilaksanakan mulai dari tanggal 3 – 15 Juni 2015. Meskipun kurang lebih hanya 2
minggu, tetapi kegiatan diklat terpusat ini bisa memberikan nilai-nilai yang
berguna bagi massa TPB 2014, baik untuk menjadi panitia OSKM 2015 maupun dalam
menjalani lika-liku kehidupan selanjutnya. Di sini saya akan menguraikan
nilai-nilai yang saya dapat selama mengikuti kegiatan Diklat Terpusat ITB 2015,
diantaranya:
1.
Menghargai Waktu
Nilai ini saya dapatkan
selama mengikuti Diklat Terpusat, karena mulai dari Grand Opening hingga Closing
bisa saya rasakan betapa pentingnya waktu yang kita punya untuk melaksanakan
kegiatan yang berguna. Saat Opening
saya menyadari bahwa sulit bagi kakak-kakak panitia untuk mengkondisikan massa
Dikpus menuju lapangan basket. Saat itu banyak massa TPB yang melalaikan waktu
shalat Isya bagi yang beragama Islam. Di situ saya mendapatkan nilai bahwa
waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memotongnya, maka dia yang akan
memotongmu.
2.
Komunikatif dan Berpikir Kritis
Setiap orang pasti bisa
memahami orang lain lewat penyampaian pesan yang dia sampaikan. Selama Dikpus,
saya mendapatkan nilai komunikatif yang lebih, karena bisa belajar
berkomunikasi dengan orang yang lebih tua maupun yang sebaya. Saya juga
berlatih untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baku dan efektif,
sehingga bisa dipahami oleh orang lain. Nilai ini saya dapatkan lebih saat
mengikuti kegiatan mentoring dan juga diskusi dengan teman-teman satu kelompok
maupun kelompok lain, sehingga kami bisa berpikir kritis dalam menyampaikan
pendapat. Meskipun saya punya prinsip, jadilah pendengar yang baik sebelum
menjadi pembicara yang baik, tapi saya mengakui bahwa nilai komunikatif dan
berpikir kritis itu adalah hasil positif dari proses mendengar. Kami juga
melaksanakan observasi ke tempat-tempat strategis di Bandung yang mempunyai
masalah, sehingga saya pun ikut merasakan manfaat dalam berkomunikasi dan
berpikir kritis.
3.
Toleransi dan Sabar
Dalam mengikuti suatu
kegiatan, pasti ada sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita. Misalnya,
saat mengikuti Dikpus kami sering dikumpulkan di lapangan basket untuk
pembukaan maupun penutupan saat hari itu, dan banyak teman-teman yang kepanasan
saat mendengarkan kakak-kakak yang berbicara. Di situ kami mendapatkan betapa
pentingnya kesabaran dalam menghadapi segala aktifitas. Saat mentoring agama
maupun waktu shalat pun, saya bisa merasakan nilai toleransi antara agama yang
satu dengan yang lainnya. Saat menyampaikan pendapat pun, saya banyak belajar
untuk menghargai pendapat orang lain, meskipun pendapatnya berbeda dengan saya.
4.
Rasa Ingin Tahu
Nilai ini bisa saya
rasakan saat saya mengikuti Inspirational
Class yang bertempat di perpustakaan pusat. Di sana, saya mendapatkan
banyak inspirasi dari materi yang disampaikan oleh pembicara-pembicara yang
berpengalaman. Salah satunya adalah kang Ujang Purnama (STF 2011) yang membahas
mengenai permasalahan bangsa Indonesia saat ini dan inovasi-inovasi yang akan
dan telah dilakukan oleh kang Ujang bersama kawan-kawan. Saat mendengarkan
materi yang disampaikan, tanpa diinstruksikan seperti kegiatan yang lain, saya
langsung menulis apa yang ada di layar, karena materi yang disampaikan menarik
sehingga membuat saya ingin tahu lebih jauh lagi mengenai materi itu.
5.
Kerjasama
Selama menjalani
Dikpus, saya bersama teman-teman dalam 1 kelompok selalu menghadapi
permasalahan bersama-sama. Misalnya saat observasi, perumusan masalah, analisis
masalah, pembuatan video, dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, saya
mendapatkan nilai kerjasama bagi suatu tim atau kelompok. Dimana kita tidak
bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan permasalahan, dibutuhkan kerja keras
dari setiap individu supaya terjalin kerjasama yang baik. Jika 1 orang kurang
maksimal dalam menjalaninya, pasti hasil yang didapat kurang terasa puas.
Sebenarnya masih banyak nilai-nilai yang didapat saat
saya mengikuti Diklat Terpusat 2015, tetapi 5 poin di atas merupakan
nilai-nilai yang paling saya rasakan manfaatnya bagi kemajuan diri saya dalam
mengembangkan softskill. Semoga
nilai-nilai yang telah saya dapatkan saat Dklat Terpusat bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.
Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar